Selasa, 13 Maret 2018

Gus Mus, Pesan Jaga Keberagaman

Masternews, Malang
Foto: Kiai serta pengurus Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Mustofa Bisri saat di Unikama

Kiai serta pengurus Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Mustofa Bisri berpesan, agar generasi muda tidak berhenti belajar. Pesan tersebut disampaikannya saat menjadi pembicara di kampus Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama), kemarin.

Gus Mus hadir di Unikama sebagai pemateri tunggal dalam Dialog Kebangsaan bertema, Merajut Kebersamaan dalam Kejuaraan Kebhinekaan di Unikama. Dialog tersebut merupakan rangkaian dies natalis ke 43 Unikama.

Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibien Rembang itu mendorong, agar  generasi muda terus belajar. Sebab, orang yang berhenti belajar dan merasa sudah pintar, menjadi awal mula kekacauan di lingkungan sosial.

“Makanya kita boleh berhenti sekolah, boleh berhenti mondok. Tapi jangan pernah berhenti belajar, untuk kehidupan yang lebih baik dengan ridho Allah. itu yang utama,” tuturnya.

Menurutnya, bila pemuda memiliki peranan penting dalam menggerakkan roda kebangsaan. Ia menyadarkan, bahwa bangsa Indonesia ini dihuni berbagai macam perbedaan. Hal itu wajar karena Allah yang menciptkan keberagaman itu.

“Bayangkan kalau sama semuanya, ke sana, ke sana semua. Mau ke sini, ke sini semua. Tapi dengan adanya perbedaan ini, betapa indahnya. Indonesia itu, rumah kebaragaman,” lanjutnya.


Foto : kampus Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama)

 Lebih lanjut ia menjelaskan, jika ada orang yang mencoba memecah atau merusak ‘rumah keberagaman’, maka dipastikan dia sedang sakit atau tidak tahu apa-apa. Alasannya sederhana, tidak mungkin orang akan merusak rumahnya sendiri.

Di sisi lain, Gus Mus melihat kondisi masyarakat saat ini kurang bersyukur. Semestinya keberagaman yang ada di Indonesia harus disyukuri. Hal yang paling dasar untuk disyukuri adalah tanah air Indonesia. Tempat berpijak saat ini.
Negeri ini, rumah kita ini, harus kita jaga, harus kita rawat. Termasuk harus menyukuri dengan segala bentuk keragaman yang ada.

“Saudara kita yang berbeda kultur itu harus disikapi sebagai rezeki, harus disyukuri. Jadi yang rukun, semua itu saudara kita. Sama-sama ciptaan Allah yang tidak boleh diingkari,” lanjutnya.

Rektor Unikama, Dr Pieter Sahertian MSi mengatakan, pihaknya sengaja menghadirkan Gus Mus karena dinilai sebagai tokoh agama yang nasionalis dan humanis. Pemikirannya selalu mengedepankan kebersamaan. Menurutnya, hal tersebut sejalan dengan slogan kampus yakni Multicultural University.

 Pieter menegaskan, Unikama ingin memantapkan visi bagaiamana kehidupan yang beragam bisa harmonis di tengah-tengah Kampus Unikama.

“Kami berharap Gus Mus bisa memberikan nilai nilai kearifan, baik lokal maupun nasional, nilai nilai keagamaan bagi kami semua, agar tercipta kehidupan yang harmonis di Kampus Multikultural ini,” katanya.

Ia pun berharap hadirnya Gus Mus dalam kegiatan ini bisa memperkuat kebhinekaan di kampus. Sebab, mahasiswa di Unikama berasal dari berbagai latar belakang budaya dan daerah di seluruh Indonesia. (ER)

IKLAN


Tidak ada komentar:

Posting Komentar